PERBEDAAN DIALEK TAPAKTUAN DAN DIALEK SAMADUA DALAM BAHASA JAMEE KABUPATEN ACEH SELATAN
Abstract
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang disusun secara arbiter atau mana suka yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama dan berkomunikasi. Salah satunya adalah Bahasa Jamee yang merupakan bahasa sehari-hari yang digunakan masyarakat di Kabupaten Aceh Selatan diantaranya Kecamatan Tapaktuan dan Kecamatan Samadua. Penyebaran bahasa ini melahirkan dialek berbeda, namun masing-masing penutur bahasa disetiap kecamatan yang berdampingan masih dapat memahami secara timbal balik. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah perbedaan dialek Tapaktuan dengan dialek Samadua dalam Bahasa Jamee Kabupaten Aceh Selatan? Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan dialek Tapaktuan dan dialek Samadua dalam Bahasa Jamee Kabupaten Aceh Selatan. Penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya pengetahuan dibidang bahasa Jamee, merangsang generasi muda serta masyarakat untuk lebih mencintai bahasa daerah dan meningkatkan keterampilan dalam menggunakan bahasa daerah khususnya bahasa jamee. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan sumber data adalah penutur asli bahasa jamee yang diperoleh melalui wawancara dengan informan. Penentuan informan sebagai sumber data dalam penelitian ini yaitu (1) penutur asli bahasa jamee atau dialek yang diteliti, (2) berjenis kelamin laki-laki atau perempuan, (3) orang dewasa yang berusia maksimal 40 tahun sampai 60 tahun dan memiliki daya ingat yang baik (tidak pikun), (4) Orang yang dibesarkan didesa itu serta tidak pernah meninggalkan desanya, (5) berstatus sosial menengah dengan harapan tidak terlalu tinggi mobilitasnya, (6) memiliki kebanggaan terhadap bahasa daerahnya. Adapun hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Dialek Tapaktuan dan Dialek Samadua memiliki perbedaan. Akan tetapi dialek-dialek yang berbeda tersebut masih dapat dipahami secara timbal balik. Bahasa daerah menjadi salah satu aset penting yang harus tetap dijaga dan dilesÂtarikan. Oleh karena itu, bahasa tidak akan pernah mati jika penuturnya masih peduli dan cinta terhadap bahasa tersebut dan sebagai masukan bagi penutur asli bahasa jamee di Tapaktuan dan bahasa jamee di Samadua.
Full Text:
PDFReferences
Abdullah. 1990. Morfologi dan Sintaksis Bahasa Jamee. Jakarta Pusat: Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Ayatrohaedi. 1983. Dialektologi Sebuah Pengantar. Jakarta Pusat: Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Badudu J.S., dan Zain. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Chaer, Abdullah. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
_____________ . 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta.
_____________ . 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
_____________. 2007. Kajian Bahasa Struktur Internal Pemakaian dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Chamber, J. K. dan Peter Trudgill. 1980. Dialectology Cambridge. New York, Melbourne: Cambridge University Press. Ciputat: Logos.
Dudung, Agus. 2018. Kearifan Lokal Kabupaten Aceh Selatan. Depok: Karya Ilmu Media Aulia
Hasan, Alwi. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Keraf, Gorys. 1984. Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: Gramedia.
Lass, Roger. 1991. Fonologi Sebuah Pengantar untuk Kosnsep-Konsep Dasar. Cambridge: Cambridge University Press.
Mahsun. 2006. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi Metode dan Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
_______. 1995. Dialektologi Diakronis Sebuah Pengantar. Yogyakarta :Gadjah Mada University Press.
Maksan, Marjusman. 1984. Geografi Dialek Bahasa Minangkabau. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Moentaha, Salihen. 2006. Bahasa dan Terjemahan (Language and Translation The New Millenium Publication). Jakarta: Kesaint Blanc.
Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sariono, Agus. 2016. Pengantar Dialektologi. Yogyakarta: Caps (Center For Academic Publishing Service).
Usman, Husaini dan Purnomo. 2008. Metodelogi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
Yusuf, Husni. 1998. Tata Bahasa Jamee. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Zulaeha. 2010. Dialektologi Dialek Geografi dan Dialek Sosial. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Prosiding Semnas ini di index oleh :
Â